Monday, January 23, 2012

PERALATAN KECIL & PERLAKUAN AKUNTANSINYA

Dalam setiap operasional perusahaan, selalu kita temukan perlatan-peralatan kecil yang memang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Untuk perusahaan-perusahaan jenis manufaktur yang aktivitas utamanya menggunakan mesin, sudah barang tentu menggunakan peralatan-peralatan kecil sebagai penunjang kelancaran operasional perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang tidak menggunakan mesinpun juga menggunakan peralatan kecil untuk kelancaran pekerjaan kantor.


Karakteristik Peralatan Kecil
Jenis peralatan kecil banyak macam dan jenisnya, tergantung dari jenis dan bidang usahanya. Jika kita sebutkan mungkin akan menghasilkan daftar yang panjang, bahkan sangat mungkin ada jenis peralatan yang tidak kita ketahui namanya atau bahkan tidak pernah kita lihat sebelumnya.

Tetapi “Peralatan Kecil (Small Tools)”, dapat kita kenali karakternya. Karakter small tools ini termasuk unik, yaitu :

Fungsinya : tidak bisa menghasilkan barang/jasa secara langsung, melainkan memerlukan mesin/equipment lain, karena memang fungsinya hanya sebagai penunjang kelancaran operasional mesin utama.

Nilainya : tidak material

Umur Ekonomis : sering kali umur ekonomisnya lebih dari satu tahun buku

Misalnya : Tang, Kunci pas, Obeng, Stapler, Punch hole, Penggaris, Meteran (mistar), Gunting, Cutter, Helmet, Safety belt, dongkrak, dan lain-lain.

Karakter unik ini terkadang membuat kita ragu untuk menerapkan perlakuan akuntansinya.

Melihat nilai unit-nya yang relative tidak material, rasanya peralatan kecil pas jika dikelompokkan ke dalam biaya, itulah sebabnya mengapa banyak pihak (orang/perusahaan) menglompokkannya ke dalam biaya saja. Misalnya : Biaya pemeliharaan, ada juga yang mengelompokkannya ke dalam office supplies, bahkan tidak sedikit yang mencatatnya sebagai “biaya peralatan”. Apakah itu sudah tepat ?. Akan tetapi faktor umur ekonomis atau time service-nya menjadi terabaikan. Small tools seringkali memiliki umur ekonomis yang lebih dari satu tahun buku. Bahkan ada beberapa peralatan kecil yang jika disimpan dan dirawat dengan baik, umurnya bisa bertahun-tahun. Memperlakukannya sebagai biaya jelas tidak sesuai dengan “matching principle”.

Jika dikelompokkan ke dalam aktiva tetap (fixed asset), lalu bagaimana cara membebankannya, mengingat nilainya yang relative kecil ?. Jika dibebankan bertahap dengan cara menyusutkannya, jelas merupakan pekerjaan yang rumit. Bisa dibayangkan ratusan atau bahkan ribuan items (untuk perusahaan-perusahaan besar) harus dihitung penyusutannya satu persatu. Sungguh merepotkan bukan ?.


Bagaimana Mendeterminasi dan Memperlakukannya ?

Untuk menjawab karakter dilematis ini, ada 2 tahapan determinasi yang dapat kita lakukan, yaitu :

1. Lihat dari Umur Ekonomisnya (The Economical Life Time)

Pertama-tama, pertimbangkanlah umur ekonomisnya, jika umurnya jelas-jelas kurang dari satu tahun buku, maka tidak ada keraguan lagi untuk mengelompokkan dan memperlakukannya sebagai biaya (dibebankan diperiode yang sama). Jika memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun buku, maka alat ini berpotensi untuk di kelompokkan ke dalam asset (Tools & Equipment), akan tetapi masih perlu pertimbangan yang kedua.
2. Lihat dari Nilai Gabungannya (The Bulk Value)

Pertimbangan kedua, jika alat tersebut digabungkan dengan alat lain (yang umurnya lebih dari satu tahun buku juga) nilai gabungannya menjadi material, maka tidak diragukan lagi alat tersebut dapat kita kelompokkan ke dalam Asset (Peralatan & Perlengkapannya/Tools & Equipment). Untuk perusahaan yang beru beroperasi, mungkin memang belum ada banyak peralatan, maka yang dijadikan pertimbangan adalah potensi penggunaan peralatan di masa yang akan datang, karena sangat mungkin saat ini peralatannya masih sedikit, sehingga jika digabungkanpun nilainya tidak akan material, akan tetapi di masa yang akan datang alat-alat kecil tersebut akan signifikan nilai gabungannya.


Membebankan Peralatan Gabungan (Bulk Tools)
Seperti telah disampaikan di atas bahwa; membebankan peralatan kecil secara gabungan dengan cara menyusutkannya satu persatu menggunakan metode penyusutan garis lurus maupun saldo menurun, tidaklah efektif.

Pembebanan peralatan gabungan dilakukan menjelang penutupan buku, dengan cara melakukan penghitungan fisik (Physical count) atas peralatan gabungan tersebut.

Total pembelian peralatan tersebut merupakan saldo awal, sedangkan hasil penghitungan fisik merupakan saldo akhir dari peralatan tersebut. Dengan demikian, maka peralatan yang terpakai dapat ditentukan nilainya, seperti pada contoh tabel dibawah ini :


Dengan table di atas, maka jurnal pembebanan atas penggunaan peralatan kecil dapat dibuat, sebagai berikut :

[-Debit-]. Penyusutan Peralatan & Perlengakapan = Rp 1,082,500

Source:

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.