Thursday, January 26, 2012

Accounting Treatment: Discount, Sales Return & Warranty

DiscountThis topic is a supplement topic to emphasize specific issues: AccountingTreatment for Discount, Sales Return & Warranty. They may not exist or exist on the implementation of company’s operation, in fact Sales and Account Receivable are two main accounts which are much connected with these issues. Keberadaan potongan (discount), retur penjualan, dan garansi memang sering kurang mendapat porsi yang cukup dalam pembahasan-pembahasan akuntansi, baik di buku-buku maupun di bangku kuliah. Kenyataannya, bagi perusahaan-perusahaan trading, terutama retailer, discount, sales return dan warranty adalah issue-issue yang sangat mendominasi dalam pelaksanaan administrasi perusahaan.

Discount
Ada 2 jenis discount yang biasa diberikan kepada customers:
[1]. Trade Discount/Rebate (Potongan Dagang/Rabat)
Trade Discount yang juga biasa disebut dengan “Rebate” yang kit adi Indonesia mengenalnya dengan istilah “Potongan Dagang” atau “Rabat” adalah potongan berupa penurunan harga yang langsung diberikan kepada customer pada saat pemesanan (pembelian) dilakukan tanpa melihat faktor (kondisi) lain. Trade discount akan (potongan dagang) ada jika perusahaan memberlakukan “published price” dalam quotation (=penawaran) atau perusahan memang menurunkan harga untuk tujuan tertentu pada season (event) tertentu.
Contoh:
PT. Royal Bali Cemerlang adalah pedagang computer eceran yang menjual computer Type X. Cost of Goods Sold computer type X adalah Rp 3,500,000/unit. Ongkos angkut ke customer dihitung Rp 100,000/unit. PT. Royal Bali Cemerlang mematok 50% profit, sehingga net price-nya menjadi = (Rp 3,500,000+100,000) + (50%x(Rp3,500,000+100,000) = Rp 5,400,000. Tetapi untuk pertimbangan strategy pemasaran, PT. Royal Bali Cemerlang memasang label harga Rp 6,000,000/unit di dalam catalog (brosur) penjualannya (di dalam dunia perdagangan dikenal sebagai “Published Price). Sehingga, untuk setiap unit yang laku, PT. Royal Bali Cemerlang akan memberikan potongan harga sebesar Rp 600,000. Potongan inilah yang disebut dengan ”Trade Discount/Rebate (Potongan Dagang/Rabat)”. Besaran trade discount berbeda dari industry ke industry, dari pasar ke pasar, dari perusahaan ke perusahaan yang lain. So bisa dikatakan besaran trade discount tergantung pada policy (kebijakan) perusahaan masing-masing.
Untuk setiap unit yang laku akan dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Cash/Piutang = Rp 5,400,000
[Debit]. Trade Discount (Rabat) = Rp 600,000
[Credit]. Gross sales (Penjualan Kotor) = Rp 6,000,000

Catatan:
* Cash/Piutang akan masuk ke Balance Sheet
* Trade Discount akan masuk k eke Income Statament (Laba/Rugi) bersama-sama dengan Gross Sales. Sehingga structure sales di Income Statement akan menjadi:

Gross Sales = Rp 6,000,000
[minus]
Trade Discount = Rp 600,000
————————————
= Net Sales = Rp 5,400,000

Dengan demikian, maka syarat pengakuan sales pada nilai bersihnya (net value) tetap terpenuhi.
Jika penjualan dalam negeri dan perusahaan adalah PKP, maka akan terhutang PPN, sehingga jurnalnya menjadi:
[Debit]. Cash/Account Receivable = Rp 5,940,000
[Debit]. Trade Discount = Rp 600,000
[Credit]. Gross Sales = Rp 6,000,000
[Credit]. PPN Keluaran = Rp 540,000

Sebagian perusahaan tidak mencatat trade discount di dalam pembukuan, yang dicatat hanya nilai bersihnya saja, sehingga jurnalnya menjadi:
[Debit]. Cash/Account Receivable = Rp 5,940,000
[Credit]. Gross Sales = Rp 5,400,000
[Credit]. PPN Keluaran = Rp 540,000

Sehingga structure sales di dalam income statement tidak menunjukkan adanya trade discount. Yang aneh (walaupun pada dasarnya tidak salah) adalah: di faktur penjualan nampak adanya trade discount, tetapi di dalam pembukuannya yang dicatat hanya net sales-nya. Mungkin pencantuman trade discount di faktur hanya untuk menunjukkan kepada customer bahwa perusahaan memberikan potongan harga.
Saya menganjurkan, agar antara bukti transaksi selalu sama dengan catatan, meskipun nantinya akan dibuktikan dengan cash in-nya juga. Hal itu perlu untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian.
Trade Discount juga bisa terjadi karena memang perusahaan melakukan penurunan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk tujuan atau alasan tertentu (misalnya: promosi, item yang sudah out of date, atau item yang sudah terlalu lama disimpan digudang). Tentu saja semua perusahaan mengakui discount ini. Prosedur pencatatanya sama saja dengan trade discountsebelumnya.

[2]. Sales Discount/Cash Discount (Potongan Penjualan).
Discount ini timbul pada penjualan credit, dimana discount biasanya diberikan pada saat realisasi pembayaran terjadi. Itulah sebabnya mengapa sales discount sering disebut dengan istilah “Cash Discount” karena discount diberikan pada saat realisasi cash terjadi diluar trade discount yang telah diberikan. Besaran sales discount (cash discount) tergantung pada credit term (termin) yang telah ditetapkan.
Contoh:
Melanjutkan contoh yang sebelumnya, Pada tanggal 20 June 2008, PT. Royal Bali Cemerlang berhasil menjual 5 unit computer type X kepada PT. Subur Makmur dengan Publish price Rp 6,000,000/unit.payment term (termin pembayaran) 2/10;N/30, artinya:
[1]. PT. Subur Makmur akan memperoleh sales discount sebesar 2% jika realisasi pembayaran (pelunasan) dilakukan 10 hari setelah barang diterima atau sebelumnya (21 s/d 30 June 2008). Nah discount 2% itulah yang disebut sebagai “Cash (Sales Discount)”.
[2]. Sedangkan jika pembayaran dilakukan setelahnya, maka discount tidak akan berlaku lagi. Pelunasan paling lambat 30 hari setelah penyerahan (20 July 2008).
Transaksi penjualan pada tanggal 20 June 2008 (PT. RBC adalah PKP), dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Account Receivable = Rp 29,700,000
[Debit]. Trade Discount = Rp 3,000,000
[Credit]. Gross Sales = Rp 30,000,000
[Credit]. PPN Keluaran = Rp 2,700,000

Catatan:
* Account Receivables = (Gross Sales-Trade Discount) + PPN
* Trade Discount = Rp 600,000 x 5
* Gross Sales = Rp 6,000,000 x 5
* PPN Keluaran= 10% x (Rp 30,000,000 – 3,000,000)

Jika PT. Subur Makmur melunasi hutangnya paling lambat 10 hari setelah penyerahan (30 June), maka PT. Royal Bali Cemerlang akan memberikan discount sebesar Rp 2% dari Net Sales, untuk itu pelunasannya akan dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Cash = Rp 29,106,000
[Debit]. Sales (Cash) Discount = Rp 540,000
[Debit]. PPN Keluaran = Rp 54,000
[Credit]. Account Receivable = Rp 29,700,000

Catatan:
* Sales Discount = 2% x (30,000,000-3,000,000)
* Sales discount diikuti dengan penerbitan “Faktur Pajak Keluaran (FPK) atas Discount” untuk dikirimkan kepada PT. Subur Makmur, oleh karenanya penerimaan cash akan berkurang sebesar sales discount ditambah FPK atas discount yang diterbitkan. Selanjutnya di buku perusahaan, PPN keluaran juga di debit sebesar FKP discount
* Sama halnya dengan trade discount, sales discount pun akan menjadi faktor pengurang sales.


Sales Return and Allowance (Retur Penjualan dan Cadangan)
Setiap penjualan selalu disertai oleh kemungkinan barang kembali (return). Dan perusahan-perusahaan saat ini sudah sangat menyadari bahwa hal seperti ini tidak bisa dihindari. Dan adalah tidak mungkin memaksa pelanggan untuk menerima barang cacat (defect) atau tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan (wrong specification).
Ada sebagian perusahaan mengantisipasi kemungkinan sales return (Retur Penjualan) ini dengan membentuk rekening ”Provision for Sales Return and Allowance (Cadangan Retur Penjualan)”. Besaran cadangan biasanya ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan sales, sedangkan besarnya persentase ditentukan berdasarkan pengalaman perusahaan di periode-periode sebelumnya.
Adapun jurnal pembentukan candangan ini adalah sebagai berikut:
[Debit]. Sales Return and Allowance
[Credit]. Provision for Sales Return & Allowance

Catatan:
* Sales Return & Allowance tentu saja akan masuk ke Income Statement sebagai faktor pengurang Sales.
* Provision for Sales Return & Allowance adalah rekening riil, dan akan masuk ke Balance Sheet, di kelompok “Liabilities (Kewajiban)”, (bukan asset).

Nantinya, jika return benar-benar terjadi, maka rekening cadangan ini akan dihapuskan dengan meng-kredit rekening Account Receivable, jurnalnya:
[Debit]. Provision for Sales Return & Allowance
[Credit]. Account Receivable

Catatan: Sampai saat ini, saya belum mendalami lebih jauh mengenai perlakuan perpajakan atas pembentukan cadangan ini (termasuk cadangan kerugian piutang). Khusus mengenai cadangan return penjualan, rasanya perusahaan menjadi bertindak berlebihan dengan mengakui adanya return penjualan, sementara return belum benar-benar terjadi. Jika kebetulan ada yang tahu mengenai perlakuan pajak atas cadangan retur penjualan dan cadangan kerugian piutang, mohon agar dapat di-sharing di sini.
Sebagian perusahaan yang pernah saya tangani, melakukan pengakuan atas return penjualan hanya pada saat benar-benar terjadi return. Hal ini dilakukan karena perusahaan menggap metode cadangan return ini terlalu sulit untuk diimplementasikan.
Contoh:
Dari 5 unit computer yang berhasil dijual oleh PT. Royal Bali Cemerlang pada tanggal 20 June 2008, pada tanggal 25 June Barang dikembalikan satu unit karena pada saat PT. Subur Makmur mencoba mengoperasikannya, ternyata diketahui barang tidak berfungsi. Atas return tersebut dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Sales Return = Rp 5,400,000
[Debit]. PPN Keluaran = Rp 540,000
[Credit]. Account Receivable = Rp 5,950,000


Warranty (Garansi).
Warranty (garansi), juga menjadi salah satu strategic point dalam dunia perdagangan, khususnya untuk “non-consumer goods”. Hampir semua perusahaan menyediakan “After Sales Service. Hanya saja kondisi warranty-nya berbeda-beda.
Warranty Term yang umum kita temui, antara lain:
warranty
[-]. Jaminan penggantian barang baru untuk kerusakan dalam pengguanaan normal untuk jangka waktu tertentu (bias anya pendek: 3 hari s/d 1 minggu).

[-]. Jaminan penggantian sparepart untuk kerusakan sparepart pada penggunaan normal untuk jangka waktu tertentu (biasanya antara 1 bulan hingga 1 tahun).
[-]. Jaminan service (repair) atas kerusakan dalam pemakian normal untuk jangka waktu tertentu (biasanya cukup panjang: 1s/d 2 tahun).
Di negara-negara maju, justru kebalikannya. Labor warranty (garansi service) justru diberikan lebih pendek dibandingan spare-part, why? Karena di negara-negara maju tenaga technician untuk ”dirty works” (pekerjaan kasar) justru lebih tinggi cost-nya dibandingkan spare-part.
Adapun pencatatan pengeluaran atas warranty (Garanasi) adalah sebagai berikut:
[1]. Penggantian dengan barang baru, dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Cost Of Goods Sold
[Credit]. Inventory
(catatan: tidak ikuti dengan pengakuan sales).

[2]. Penggantian Sparepart:
[Debit]. Cost Of Goods Sold
[Credit]. Inventory
(catatan: tidak ikuti dengan pengakuan sales).

Terkadang semua pengeluaran untuk memenuhi commitment warranty dicatat sebagai “warranty cost” saja.
Jika diperhatikan, jurnal-jurnal di atas menunjukkan: adanya realitas pengeluaran (inventory: barang jadi, sparepart, dan labor cost) di satu sisi untuk memenuhi warranty, akan tetapi tidak diimbangi dengan event penjualan atau penyerahan jasa di sisi lainnya, karena memang pengeluaran untuk warranty biasanya dimaksudkan untuk meng-cover penjualan di periode-periode sebelumnya. Hal ini akan selalu membuat setiap cost atas warranty menjadi tidak bisa disandingkan secara langsung terhadap revenue di periode yang sama.
Untuk tujuan penyandingan itulah, maka pengeluaran atas warranty dibebankan langsung pada periode yang sama saat terjadinya pengakuan atas penjualan (revenue), dengan cara membentuk perkiraan ”utang sesuai jaminan” .Jurnalnya:
[Debit]. Warranty Cost
[Credit]. Liability Based on Warranty

Nantinya, jika expenditure untuk memenuhi kewajiban warranty sudah benar-benar terjadi, dibuatkan jurnal:
[Debit]. Liability Based On Warranty
[Credit]. Cash.


Mudah-mudahan supplement article khusus mengenai; Discount (potongan harga), Sales Retun (Retur penjualan) serta Warranty ini bisa menjadi bahan bacaan yang bermanfaat. Sekiranya ada kekeliruan baik dalam pengetikan (error-typo), spelling, pemaparan, perhitungan ataupun perlakuannya, saya terbuka terhadap masukan yang bersifat constructive. Untuk itu silahkan disampaikan jika ada koreksi atau masukan, atau pendapat, atau ingin bertanya mengenai topic ini, melalui ruang komentar.


Source: 
http://accounting-financial-tax.com/2008/06/accounting-treatment-discount-sales-return-warranty/


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.